Simalungun akan Bangun Cable Car Danau Toba Terpanjang di Dunia



Pemerintah Kabupaten Simalungun berambisi membangun cable car atau kereta gantung terpanjang dunia di kawasan wisata Danau Toba. Panjangnya sekitar 15 km hingga 20 km, menghubungkan Camping Ground Parapat hingga Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun.

Anggarannya diperkirakan Rp 24 miliar, yang diperjuangkan masuk dalam APBN tahun depan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Jarinsen Saragih mengatakan rute cable car ini dimulai dari Camping Ground Parapat, singgah di sekitar Hotel Inna Parapat, Sidamanik, Sipolha, Tanjungunta, hingga Tigaras.

"Panjang cable car tersebut masih dalam tahap survei. Tapi diperkirakan sekitar 15 Km hingga 20 km," kata Jarinsen beberapa waktu lalu.


 Maket Pembangunan Cable Car Danau Toba
 
Jika cable car ini terwujud, Danau Toba akan memiliki kereta gantung terpanjang di dunia. Menurut wikipedia, cable car terpanjang di dunia saat ini ada di Swedia, yang menghubungkan Örträsk dan Mensträsk di Kota Norsjö, sepanjang 13,2 km. Awalnya, kereta kabel ini adalah bagian dari kereta pengangkut biji tambang sepanjang 96 km, yang dibangun pada 1940. Namun sejak 1989, pemerintah kota setempat mengalihkannya untuk melayani turis.

Cable car terpanjang kedua ada di Mérida, Venezuela. Panjangnya 12,5 km, menghubungkan Kota Mérida dengan Puncak Espejo di ketinggian 4.765 meter di atas permukaan laut. Sedangkan di Asia, cable car terpanjang ada di Tianmenshan, Hunan, China. Panjangnya 7.455 meter menghubungkan Kota Zhangjiajie ke puncak Gunung Tianmen.

Cable car ini pilihan bagi pengunjung yang tidak berani melintasi Jalan 99 Belokan (saking banyaknya kelokan) yang disebut Jalan Menuju Surga. Di Asia Tenggara, cable car terpanjang ada di Genting Higland, Malaysia, yakni 3,40 km.

Jarinsen optimistis pembangunan cable car tersebut selesai beberapa tahun ke depan. Optimisme Jarinsen didukung sinyal positif yang disampaikan Kementerian Pariwisata beberapa waktu. Kementerian Pariwisata mendukung rencana tersebut dan meminta Pemkab Simalungun mengajukan kajian ilmiah terkait rencana pembangunan tersebut.

Selanjutnya, barulah Pemkab Simalungun mengajukan anggaran ke pusat untuk meminta dukungan dana dari APBN. “Saat ini kajiannya sedang kita lakukan,” katanya.

Jarinsen mengakui rencana pembangunan cable car Danau Toba ini sudah lama dibicarakan. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sumut, dan khususnya Danau Toba.

Selain itu juga ingin mengembalikan kejayaan wisata di Sumut seperti 1997-1998 yang dikunjungi 350 ribu wisatawan. Pada 2011, kunjungan wisatawan hanya sekitar 223.126 orang. Dari pembangunan cable car di Danau Toba, ditargetkan angka 365 ribu wisatawan dapat tercapai.
 
“Konsep ini sudah dari dulu dibicarakan. Sejak dahulu Danau Toba hanya seperti ini saja, panoramanya indah. Makanya pembangunan cable car ini kita ajukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan khususnya dari mancanegara,” katanya.

Ia menyebut awalnya Pemkab Simalungun berencana membangun cable car dari Parapat menuju Tanjungunta. Namun dalam presentase di Kementerian Pariwisata, rencana ini ditolak, karena panorama Danau Toba tidak kelihatan.

Akhirnya, diubah ke tempat yang lebih tinggi. Disepakatilah pembangunannya dari mulai Camping Ground sampai Tigaras.

Mengapa tidak membangun cable car dari Parapat menuju Pulau Samosir? “Samosir bukan wilayah Kabupaten Simalungun, jadi akan lebih sulit membangunnya,” katanya.

Dalam maket cable car yang dipajang Pemkab Simalungun di Pekan Raya Sumut Maret 2016 lalu, cable car Danau Toba ini akan ditopang lima tower penyangga. Sedangkan data teknis lain seperti kapasitas gondola, kabel masih belum ada.

Selain cable car, Pemkab Simalungun juga membenahi fasilitas wisata di Parapat. Termasuk pembangunan display untuk petunjuk bagi para wisatawan, water boom, gedung diorama, pembangunan pasar wisata, pengadaan kapal wisata, serta penataan taman.

“Total anggarannya sekitar Rp 141 miliar, sudah termasuk dana pembangunan cable car,” katanya.

Ia mengatakan semua rencana pembangunan tersebut, bukan atas kemauan pemkab, tetapi kemauan pasar yang didapat dari hasil penelitian.

“Kalau kita sudah membuat sesuai kemauan pasar, pasti pengunjung akan semakin ramai dan terus bertambah setiap tahunnya. Saya targetkan setiap tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba bertambah 20 persen,” jelasnya.

Target akhir dari pembangunan Danau Toba adalah meningkatkan PAD Simalungun. Saat ini PAD dari Dinas Pariwisata hanya ratusan juta.

“Jika semua proyek di Danau Toba sudah selesai dibangun, maka kami targetkan PAD sampai Rp 3 miliar,” ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Air Danau Toba Surut, Warga Samosir Gelar Upacara Minta Hujan

Siapa Bilang Sunrise di Negeri Laskar Pelangi Tidak Menawan?