[KENANGAN] Tantri Berjuang Lawan Cedera Untuk Raih Medali Emas




MEDAN, TRIBUN - Minggu, 11 Oktober 2011 adalah hari yang tidak pernah dilupakan Tantri Widyasari, karateka putri asal Sumatera Utara. Dihari itu, ia penuh semangat untuk bertarung melawan karateka asal Laos, Lo Kam Pan pada babak penyisihan kelas kumite putri - 61 Kg SEA Games XXVI di Jakarta.

Pertandingan baru dimulai, Tantri sudah berhasil unggul dua angka dari Lo Kam Pan. Kemenangan di depan mata, pikirnya saat itu. Namun tiba-tiba ia terjatuh. Bukan karena kena serangan lawan, lututnya mengalami cedera serius. Ia dinyatakan gugur karena tak bisa melanjutkan pertandingan.

Karateka 25 tahun ini langsung diboyong ke rumah sakit. Ia sangat kesal saat itu, karena ialah satu dari beberapa karateka putri yang diharapkan mempersembahkan emas bagi Indonesia. Namun ia gagal.

"Namanya juga musibah, kita nggak tahu kapan datangnya, tapi saya masih merasa kesal, karena saya termasuk yang diunggulkan untuk menambah medali, tapi saya cedera," sesal mahasiswi UMSU jurusan Ekonomi ini.

Namun, kenangan lima bukan lalu berusaha dihapusnya cepat-cepat dan berjuang melawan cederannya untuk bisa membayar kegagalan di SEA Games. Ia pun menargetkan mendapat medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Manado, Sulawesi Selatan September mendatang.

"Setelah operasi cedera lutut kemarin, saya sudah bisa berlatih lagi. Sudah mulai melakukan olahraga ringan untuk menghilangkan cedera. Saya berharap tidak cedera lagi saat PON nanti dan bisa meraih medali emas untuk Sumut," ujarnya yang ditemu Tribun kemarin.

Kemauan Tantri melawan cedera ini ditambah karena adanya pengalaman pahit pada PON empat tahun lalu.
"PON 2008 saya kena cedera rahang, sebelumnya di SEA games cedera kaki. PON kali ini saya haru benar-benar siapkan fisik agar tidak cedera lagi," ungkapnya.

Pasalnya, meraih medali emas pada PON adalah satu mimpi Tantri yang ingin diwujudkannya. Meski banyak iming-iming bonus, namun itu tak prioritas baginya. "Iming-imgin bonus itu nggak kepikiran. Tapi yang utama adalah mimpi pribadi, dapat emas," ujarnya Karateka Putri Terbaik pada Piala KASAD 2010.

Setelah dapat emas, mau apalagi? "Saya mau berkarate sampai tua," kata wanita berkulit cokelat ini. Baginya karate sudah sangat mendarah daging.

Bagaimana tidak, sejak usia 9 tahun, wanita kelahiran 25 Juli 1987 ini sudah mengenal karate. Melalui abang kandungnya yang juga ikut karate, akhirnya ia pun ikut berlatih karate juga.

Setelah beberapa tahun berlatih, untuk pertama kalinya Ia pun lolos seleksi mengikuti Kejurda Forki. Saat itu usianya masih 12 tahun. Ia menjadi juara pada kejuaraan pertamanya.

Selanjutnya, ia mengikuti Kejuaraan Nasional pada tahun 2002. Lagi-lagi ia mendapat juara di kelas junior. Dua tahun berikutnya, gelar juara nasional masih berhasil ia pertahankan.

Masuk kelas senior, Piala KASAD adalah turnamen pertamanya, yakni tahun 2006. Pada penampilan perdananya di kelas senior, Tantri langsung menjadi juara.

Pada 2008 ia mengikuti PON. Namun sayang, ia mengalami cedera rahang dan tak bisa membawa pulang medali. Dua tahun berikutnya, ia berhasil merain Best of the Best Karateka putri piala KASAD tahun 2010 di Surabaya.

Tantri mengakui terkadang mengalami kejenuhan untuk berlatih. Ia pun kerap berlibur jika sedang jenuh. "Kadang liburan juga supaya nggak jenuh. Terus termotivasi oleh atlet muda. Saya tergolong senior Jadi malu kalau malas, nanti malah tidak bisa memotivasi atlet-atlet muda," ujarnya.

Untuk PON mendatang, Tantri bersama 10 karateka lainnya akan mewakili Sumatera Utara. "Doakan kami bisa mengharumkan nama Sumatera Utara," ujarnya. (Rif)


CATATAN: Tulisan ini sengaja saya posting ulang di blog saya untuk mengenang 10 tahun perjalanan karier jurnalistik saya. Tulisan ini adalah tulisan feature pertama saya yang berhasil memenangi lomba karya tulis tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Bank ICBC pada tahun 2012 dengan hadiah Rp12 juta.

Tak bisa terlupakan, karena uang tersebut saya jadikan modal meminang pujaan hati saya dan akhirnya saya menikah Agustus 2012. Memang keberuntungan pemula, namun menjadi motivasi saya untuk terus mengikuti lomba-lomba karya jurnalistik di tahun-tahun berikutnya, hingga saat ini.

Tulisan ini tayang di Tribun Medan.com pada 22 Mei 2012. Berikut linknya:
https://medan.tribunnews.com/2012/05/22/tantri-lawan-cedera-untuk-raih-emas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Air Danau Toba Surut, Warga Samosir Gelar Upacara Minta Hujan

Simalungun akan Bangun Cable Car Danau Toba Terpanjang di Dunia

Siapa Bilang Sunrise di Negeri Laskar Pelangi Tidak Menawan?