Tak Ada Kata Puas di Pulau Lengkuas



 
Daratan pulaunya tak terlalu luas. Namun mercusuar setinggi 18 lantai dan laut di sekelilingnya yang berisi ikan serta karang berwarna-warni, membuat siapapun tak akan pernah puas bermain di pulau ini. Pulau Lengkuas namanya.

Pulau ini adalah satu dari ratusan pulau-pulau kecil di Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Merupakan primadona bagi para wisatawan lokal dan mancanegara karena memiliki perbedaan mencolok dari pulau kecil lainnya. 



Mau tahu perbedaannya?
Pertama, Lengkuas adalah yang paling luas dari pulau-pulau kecil lainnya di Belitung. Meskipun berstatus paling "gede”, Pulau Lengkuas bisa dikelilingi dengan berjalan kaki hanya dalam waktu sekitar 30 menit.

Kedua, ada mercusuar setinggi 18 lantai di pulau ini. Mercusuar yang berfungsi untuk menuntun lalu lintas kapal ini didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1882. Hingga kini  masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik.

Maria, Tour Guide saya dalam perjalanan ini bilang, jangan ngaku pernah ke Belitung kalau belum naik ke puncak mercusuar. Walaupun harus berjalan menaiki 18 lantai atau memiliki phobia terhadap ketinggian, naik ke puncak sangat recommended untuk dilakukan.

"Dari atas menara akan terlihat pemandangan yang luar biasa indah yang nggak akan didapat di pulau-pulau lain di Belitung ini," kata Maria.

Ketiga, Pulau Lengkuas memiliki gugusan batu granit yang sangat banyak di bibir pantainya. Di tambah lagi dengan hijaunya dedaunan pohon kelapa di sekeliling pulau, membuat pulau ini makin menawan. 

Keempat, pemandangan bawah laut sekitar Pulau Lengkuas sangat indah. Karang warna warni sangat terawat dan ikan yang sangat banyak menjadi magnet bagi siapapun untuk datang. Setiap akhir pekan atau musim liburan banyak wisatawan yang menghabiskan waktu untuk diving ataupun snorkeling di pulau ini.

Empat hal inilah yang menjadi alasan Pulau Lengkuas menjadi primadona di Belitung.

Untuk mengunjungi tempat ini nggak sulit kok. Bagi anda warga Jabodetabek, ada penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng menuju Belitung tanpa harus transit di Bangka.  Harga tiket pesawat juga relatif murah, mulai Rp 600 ribuan untuk sekali jalan pada hari biasa. Jika weekend atau musim liburan harganya bisa melonjak.

Untuk anda yang berdomisi di Sumatera, ada beberapa pilihan penerbangan yang bisa diambil. Dari Palembang, Batam, dan Pangkal Pinang ada penerbangan langsung ke Belitung. Sedangkan dari Kota Medan, pesawat harus transit dulu di Batam sebelum mendarat di Bandara HS Hanadjoedin Tanjung Pandan, Ibukota Belitung.

Kemudian untuk sampai di Pulau Lengkuas bisa menggunakan kapal sewaan melalui Pelabuhan Tanjung Kelayang. 

Dari pusat Kota Belitung butuh waktu sekitar 30 menit untuk tiba di pelabuhan. Kalau dari Bandara Belitung, akan memakan waktu sekitar satu jam. Sedangkan waktu tempuh kapal motor dari Pelabuhan Tanjung Kelayang ke Pulau Lengkuas sekitar 30 sampai 45 menit.

Nah, biasanya para nakhoda kapal akan menawarkan paket keliling ke lima pulau kecil yang letaknya berdekatan dari pelabuhan. Pulau Garuda, Pasir Putih, Batu Berlayar, Pulau Kepayang, dan terakhir kapal akan berhenti di Pulau Lengkuas.

Kelima pulau ini sangat "instagramable" karena memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing yang sangat layak diabadikan. Dan yang pasti sangat cocok untuk berfoto selfie. Misalnya di Pulau Garuda, terdapat batu besar yang bentuknya mirip kepala Burung Garuda, lambang negara Indonesia.

Di Pulau Batu Berlayar, terdapat tiga batu granit raksasa yang tersusun menyerupai layar kapal. Itulah sebabnya diberi nama Batu Berlayar. Banyak wisatawan yang rela susah-susah memanjat batu granit raksasa tersebut untuk mendapatnya foto selfie yang keren.

Di Pulau Kelayang ada restoran kecil yang makanannya sangat sedap. Terutama seafoodnya, sangat menggungah selera. Menu andalannya adalah udang goreng, ikan bakar, dan jus jeruk kelapa dingin. Kalau disantap setelah lelah bermain di pantai, rasanya bakalan makin maknyus. Hmmmm..!!!



Pulau paling kecil di antara lima pulau yang akan dikelilingi adalah Pulau Pasir. "Orang-orang sering menyebut ini sebagai Pulau Hantu," ungkap Maria.

Bukan karena pulau ini dihuni mahluk-mahkuk ghaib. Tapi pulau ini hanya ada pasir dan tak ada satu batang pohon pun. Jadi akan hilang saat air laut pasang.

Meski kecil, pulau ini punya keunggulan. Banyak bintang laut bisa ditemukan di sekitar pulau. Sehingga wisatawan sangat tertarik datang kemari hanya sekadar untuk memfoto bintang laut.

Untuk datang ke pulau ini harus pagi hari. Pasalnya jika siang, air laut akan pasang dan pulau tak akan terlihat karena tertutup air laut. Makin sore, permukaan air laut akan semakin tinggi dan pulau ini juga makin sulit dicari.

Yang terakhir adalah Pulau Lengkuas. Kelebihannya seperti yang sudah saya ceritakan di paragraf sebelumnya. Di pulau ini banyak hal yang bisa dilakukan. Di antaranya, melihat penangkaran penyu, belajar sejarah di museum Pulau Lengkuas, naik ke puncak mercesuar, camping, hammocking, bermain di pantai, dan tentunya yang paling ditunggu adalah ber-snorkeling.




Jika ingin snorkeling, tak perlu repot-repot memesan alat. Pasalnya di setiap kapal sudah tersedia jaket pelampung, kacamata dan alat bantu bernafas. Ada cukup memintanya kepada nakhoda kapal setiba di lokasi snorkeling . Alat akan dipinjamkan secara cuma-cuma. Asyik kan

Namun selama snorkeling tak boleh menggunakan sepatu katak. "Karang di sini sangat dangkal. Jadi bisa rusak kalau terkena kibasan atau injakan dari sepatu katak," ujar Pak Hadi, seorang Nakhoda Kapal.

Saking dangkalnya, permukaan laut bisa langsung terlihat dari atas kapal.
Jadi anda hanya cukup mengapung di permukaan laut memakai jaket pelampung lalu melongok ke dasarnya. Karang-karang indah penuh warna dan ikan-ikan kecil langsung bisa anda lihat. 

Bisa juga snorkeling sambil dikerubungi ikan-ikan kecil, syaratnya harus membawa makanan ikan. Tebarkan di sekeliling anda, 100 persen ikan akan datang menyerbu makanan tersebut. Anda bisa bebas mengabadikan moment langka tersebut seolah-olah anda sedang diserbu oleh ikan-ikan mungil itu.

Harus diingat, yang anda tebar ke laut hanya boleh makanan ikan. Roti, biskuit, ato jenis makanan lain yang berminyak dilarang diberikan kepada ikan. Karena bisa merusak keindahan laut yang jernih dan membunuh biota laut.

Terlebih sampah plastik, sangat dilarang keras dibuang ke laut. Selama ini warga di sekitar pulau berswadaya untuk membersihkan sampah-sampah di laut. Mereka sadar, laut ini jadi penghidupan bagi mereka. Bukan dari menjadi nelayan pencari ikan atau kepiting, melainkan dari melayani wisawatan dengan baik.

"Kalau air laut kotor, ikan-ikan bakal mati, karang akan rusak dan tak akan ada lagi wisatawan yang mau datang kemari. Berarti mata pencarian kami akan hilang. Melaut juga tak bisa lagi karena ikan sudah mati. Jadi kesadaran masyarakat di sini sudah sangat bagus soal sampah. Makanya setiap kapal menyediakan tong sampah untuk mengingatkan kepada wisatawan jangan buat sampah ke laut," ungkap Pak Hadi.

Ber-snorkeling ria di seputar Pulau Lengkuas akan membuat anda lupa waktu. Ikan-ikan kecil dan karang di laut seperti menghipnotis agar tak berhenti melihatnya. Biasanya wisatawan baru akan berhenti bersnorkeling setelah merasa lapar. 

Inilah saat yang tepat bagi nakhoda kapal untuk mendaratkan anda di Pulau Lengkuas. Begitu kapal bersandar, akan langsung terlihat jejeran penjual air kelapa muda dan penjual makanan. Membuat perut makin keroncongan.

Saran saya, teguklah terlebih dahulu air kelapa muda. Karena selama snorkeling kita banyak menghabiskan tenaga dan kehilangan ion tubuh. Terlebih cuaca di pulau ini sangat menyengat. Jadi air kelapa merupakan pilihan tepat untuk membuat tubuh segar kembali.

Tapi jangan sampai kekenyangan ya. Pasalnya ada hal yang 'wajib' anda lakukan lagi di pulau ini. Adalah menaiki tangga hingga ke lantai 18 mercusuar. Sumpah...!!! ini WAJIB hukumnya.

Seperti yang dibilang Maria tadi, jangan ngaku ke Belitung kalau tidak mencapai puncak mercusuar di Pulau Lengkuas.

Alasannya sederhana, view dari pucuk mercusuar sangat indah dan sudah menjadi ikon Belitung. Sedangkan Sekolah Laskar Pelangi bukanlah ikon Belitung, melainkan milik kabupaten tetangganya, Belitung Timur.

Dari puncak mercusuar akan terlihat komposisi warna pasir yang putih, air laut hijau, kemudian makin ke tengah laut hijau bergradasi menjadi warna biru. Sesekali anda akan kapal melintas di atas laut hijau itu. Pemandangan seperti inilah yang disebut Maria tak akan ditemukan ditempat lain.

Rasa lelah menaiki ribuan anak tangga mercusuar pun seketika akan hilang begitu tiba di pucak. Sungguh sulit mengungkapkan keindahannya.

Menaiki mercusuar 18 lantai ini tak perlu merogoh kocek. Cukup membuka alas kaki, membersihkan badan, tangan, dan kaki dari pasir-pasir pantai yang menempel. 

Artinya harus bertelanjang kaki dan tidak boleh juga membawa makanan maupun minuman. Hanya kamera dan handphone yang diperkenanan dibawa ke atas. Jika sudah memenuhi semua syarat tersebut, anda akan dipersilakan naik.

Mengapa harus demikian? "Karena tak ada yang sanggup menyapu sampah dan pasir dari lantai ke 18 sampai ke bawah sini," jawab penjaga mercusuar. 

Logis sih alasannya. Cara ini akan membuat mercusuar tetap terawat, bersih, dan nyaman untuk dinaiki. Meskipun dengan bertelanjang kaki.

Bagi pemilik phobia ketinggian tak perlu khawatir. Menara ini sangat besar dan kokoh. Di lantai 18 atau puncak dari mercusuar ini berdiameter kurang lebih dua meter. Jadi tidak akan terasa goyang meski banyak orang berada di puncak menara.

Dipastikan anda akan 'kalap' berselfie atau berwefie ria di tempat ini. View laut dan pasir di bawah menara sangat keren untuk diabadikan dan "instagramable" lah pokoknya.

Turun dari mercusuar, barulah saat yang tepat untuk makan lahap di pinggir pantai. Warung-warung di bahwa pohon kelapa menyediakan berbagai pilihan makanan.

Pulau ini juga cocok untuk para traveller yang ingin bermalam memakai tenda atau camping. Karena arus listrik, pedagang makanan dan minuman, serta toilet umum sudah tersedia. Namun belum banyak orang yang melakukannya.

Jika anda sudah bosan camping di pegunungan atau dataran tinggi, tidak ada salahnya menantang diri sendiri untuk camping di pulau yang jauh dari keramaian.

Mercusuar Pulau Lengkuas dikelilingi oleh museum, penangkaran penyu, dan beberapa kamar yang ukurannya cukup luas. Kamar-kamar ini ditujukan untuk nakhoda kapal dan awaknya yang hendak singgah dan beristirahat di pulau ini. Sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau lain. 

Itulah sebabnya nelayan sering menyebut pulau ini sebagai Pulau Persinggahan.



Sebagian besar wisatawan memilih tidak menginap pulau ini. Beristirahat di penginapan di tengah kota jadi pilihan utama. Pasalnya, di Kota Tanjung Pandan terdapat banyak jajanan kuliner malam yang sayang untuk dilewatkan.

Sehingga di malam hari anda bisa keluar hotel untuk menyeruput kopi  Kong Djie dan menyantap Mie Belitung Atep atau Suto Belitung. Ketiga kedai kuliner ini letaknya berdekatan. Tak jauh dari Simpang Batu Satam, yang merupakan Pusat Kota Tanjung Pandang.

Jadi tunggu apa lagi. Kemasi ransel anda, jangan lupa bawa kamera dan terbanglah bebas ke Pulau Lengkuas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa Bilang Sunrise di Negeri Laskar Pelangi Tidak Menawan?

Air Danau Toba Surut, Warga Samosir Gelar Upacara Minta Hujan

Simalungun akan Bangun Cable Car Danau Toba Terpanjang di Dunia