Pameran Foto Keberagaman di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)



Siapa sangka, anak Medan, dari Kecamatan kecil bernama Medan Sunggal, bisa pameran foto di Kampus Besar Depok: Universitas Islam Internasional (UIII). Pameran berlangsung 2-6 Desember 2024 di Jusuf Kalla Library, perpustakaan kesohor milik UIII yang pada 2023 ditetapkan sebagai Perpustakaan Terbaik di Indonesia. (Mohon maaf baru share ceritanya di blog sekarang)

Asal mulanya, Fakultas Sosial (FOS) UIII menggelar Simposium Internasional bertajuk COMPOSE tentang Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Untuk memeriahkan seminar ini, mereka menggelar pameran foto bertajuk Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama. 

Lima bulan sebelum acara, FOS UIII open call fotografer untuk mendapatkan beasiswa fotografi dengan tema keberagaman dan hasil fotonya akan dipamerkan di seminar COMPOSE. Beasiswa berlangsung tiga bulan. Setiap bulan akan dapat beasiswa Rp10 juta.

Dari sekian banyak fotografer yang memasukkan proposal, 2 orang terpilih. Saya dan Elis dan Jogja. 

Asli, bangga kali aku. Untuk pertama kalinya fotoku diapreasi untuk pameran foto di kampus ternama di Indonesia. Bahkan pengunjung Pameran ada warga negara asing. Kami berdua memamerkan puluhan karya foto kami selama satu minggu. Salah satu milestone terbaik dalam hidupku selama menjadi jurnalis 15 tahun. 

Karena pada dasarnya aku adalah jurnalis foto, bukan fotografer jurnalistik. Namun sejak awal berkarir, memang dipijamin kamera kantor. Itupun hanya setahun. 

Sejak 2011 sudah punya kamera DSLR sendiri. Mulai dari kamera murahan Canon DSLR 20D. Lalu dari berbagai lomba foto dan tulis, hadiahnya saya sisihkan untuk upgrade kamera. Berubah menjadi Canon 50D, 7D, 5D, 7D Mark II, 5D Mark II, 5D Mark III, dan kini sudah beberapa tahun, si Canon 5D Mark IV setia menemani saya kemanapun. Jadi kebayangkan bangganya gimana, dengan kamera yang gak mahal-mahal kali, tapi karyanya dihargai.

Itu aja yang mau saya bagikan. Di bawah ini, ada berita tentang saya yang berpameran foto. terima kasih yang sudah mengapresiasi saya.



Arifin Al Alamudi, fotografer asal Kota Medan bersama fotografer Yogyakarta, Elis Z Anis, menggelar pameran foto keberagaman.

Pameran foto bertajuk Living Together: A Visual Journey of Indonesia’s Religious Harmony, digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok.

Pameran ini berlangsung di lantai 1 Perpustakaan Jusuf Kalla UIII, sejak tanggal 2 – 6 Desember 2024.

Pameran resmi dibuka oleh Rektor UIII Profesor Jamhari Makruf. Dia menyampaikan kebanggaannya terhadap pameran ini yang bertepatan dengan The 3rd Symposium on Muslim Politics in World Society yang juga berlangsung pada waktu yang sama.

“Pameran ini memberikan warna baru bagi simposium internasional ini. Foto-foto yang dipamerkan menunjukkan keberagaman umat beragama di Indonesia dalam waktu singkat, namun hasilnya sangat luar biasa,” ujar Jamhari, dalan keterangan tertulisnya, Senin (2/12/2024).

Di sisi lain, Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII Philips J Vermonte menyebut bahwa Arifin Al Alamudi dan Elis merupakan penerima fellowship dari fakultasnya.

Kata Philips, ide untuk memberikan fellowship kepada fotografer lahir untuk memperluas cakupan kontribusi simposium.

“Kami ingin memberikan ruang bagi karya visual. Meski waktu persiapan hanya dua bulan, hasil foto mereka sangat inspiratif,” kata Philips.

“Ada 100 foto yang dihasilkan, tetapi yang dipamerkan sekitar 30 karena keterbatasan tempat. Tahun depan, kami berencana menggelar pameran yang lebih besar,” imbuhnya.

Sementara itu, Arifin Al Alamudi, jurnalis yang juga lulusan Magister Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), menyatakan bangga bisa terpilih menjadi salah satu fotografer dalam pameran berskala internasional tersebut.

Arifin mengatakan dalam beberapa bulan, dirinya mengabadikan keberagaman di berbagai kota di Indonesia, seperti Lombok, Mataram, Banyuwangi, Tanjungpinang, Padang, Aceh, hingga Samosir – Sumatera Utara.

“Ini pengalaman perdana saya pameran dalam skala internasional. Saya berharap foto-foto ini bisa menginspirasi dan menguatkan pesan damai bahwa keberagaman Indonesia adalah anugerah yang harus kita rawat,” kata Arifin melalui sambungan telepon.

Saat yang bersamaan, Arifin menyampaikan turut mengundang fotografer dan pecinta fotografi di Jabodetabek untuk hadir dan menikmati karya-karya yang ditampilkan dalam pameran.

Sumber Berita: Arifin Al Alamudi, Fotografer Medan Gelar Pameran Keberagaman di Kampus Islam Internasional

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Air Danau Toba Surut, Warga Samosir Gelar Upacara Minta Hujan

Gambar
Masyarakat Samosir menggelar upacara adat Horja Bius di Tomok, Kabupaten Samosir Sumatera Utara selama dua hari, Jumat (14/10/2016) dan Sabtu (15/10/2016). Pada upacara yang dipimpin delapan Raja Samosir ini, warga memohon kepada Sang Pencipta untuk menurunkan hujan. Selama tiga tahun terakhir, curah hujan di Samosir sangat sedikit. Sehingga membuat hasil panen tak sebanyak biasanya. Selain itu dampak yang paling besar dirasakan warga adalah surutnya air Danau Toba. Hal ini membuat kapal-kapal wisata dan kapal feri sulit bersandar ke dermaga. Pengangkutan barang-barang kendaraan ke dermaga juga menjadi lebih sulit. "Surutnya (air Danau Toba) sampai tiga meter. Yang paling kami rasakan dampaknya kalau mengangkut barang dari kapal ke dermaga. Itu jadi susah. Harus pakai tangga kayu," ujar Daud Simbolon, pekerja di kapal wisata, Jumat (14/10/2016). "Apalagi kalau ada penumpang yang naik sepeda motor. Mengangkat motor ke dermaga atau sebaliknya itu jadi sa...
Baca selengkapnya

Siapa Bilang Sunrise di Negeri Laskar Pelangi Tidak Menawan?

Gambar
Pada 23 Mei 2016 lalu saya mendapat kesempatan pergi ke Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Hasil dari memenangkan sebuah lomba foto dari salah satu perusahaan radio di Jakarta yang bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Bagi saya yang sebelumnya tak pernah mencecahkan kaki di Belitung, tentu kabar ini sangat menggembirakan. Dua hari sebelum keberangkatan, saya terus mencari lewat google informasi tentang spot-spot wisata yang wajib dikunjungi. Kemudian saya cocokkan dengan schedule perjalanan yang telah diberikan panitia. Dari hasil search yang hanya saya lakukan sekitar 30 menit, saya berkesimpulan "spot-spot wajib" bagi wisatawan sudah tertera dalam schedule perjalanan. Seperti Pulau Lengkuas, Pantai Laskar Pelangi, Pantai Tanjung Pendam, Replika Sekolah Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, melihat sunset di Pantai Bukit Berahu, dan beberapa tempat kuliner. Namun, ada yang sedikit mengganjal di hati saya melihat schedule tersebut. Mengapa tak ada...
Baca selengkapnya

Simalungun akan Bangun Cable Car Danau Toba Terpanjang di Dunia

Gambar
Pemerintah Kabupaten Simalungun berambisi membangun cable car atau kereta gantung terpanjang dunia di kawasan wisata Danau Toba. Panjangnya sekitar 15 km hingga 20 km, menghubungkan Camping Ground Parapat hingga Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun. Anggarannya diperkirakan Rp 24 miliar, yang diperjuangkan masuk dalam APBN tahun depan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Jarinsen Saragih mengatakan rute cable car ini dimulai dari Camping Ground Parapat, singgah di sekitar Hotel Inna Parapat, Sidamanik, Sipolha, Tanjungunta, hingga Tigaras. "Panjang cable car tersebut masih dalam tahap survei. Tapi diperkirakan sekitar 15 Km hingga 20 km," kata Jarinsen beberapa waktu lalu.   Maket Pembangunan Cable Car Danau Toba   Jika cable car ini terwujud, Danau Toba akan memiliki kereta gantung terpanjang di dunia. Menurut wikipedia, cable car terpanjang di dunia saat ini ada di Swedia, yang menghubungkan Örträsk dan Mensträsk di Kot...
Baca selengkapnya